Batik Pekalongan atau yang disebut juga sebagai batik pesisiran merupakan jenis batik yang dibuat di luar pakem batik vorstenlanden atau batik kerajaan. Baik batik khas Keraton Surakarta maupun Keraton Yogyakarta.
Dikutip dari berbagai sumber, konon batik Pekalongan muncul setelah Perang Jawa terjadi. Perang Jawa menyebabkan keluarga kerajaan dan para pengikutnya harus meninggalkan wilayah kerajaan untuk berlindung.
Kemudian, mereka tersebar ke arah timur dan barat. Di daerah baru itu para keluarga kerajaan dan pengikutnya mengembangkan batik.
Ke arah timur, batik Solo dan Yogyakarta menyempurnakan corak batik yang telah ada di Mojokerto serta Tulungagung hingga menyebar ke Gresik, Surabaya, dan Madura. Sedangkan ke arah barat, batik berkembang di Banyumas, Kebumen, Tegal, Cirebon, dan Pekalongan.
Seiring perkembangan waktu, batik Pekalongan berkembang pesat dibandingkan daerah lain. Di daerah ini, batik berkembang di sekitar daerah pantai, yaitu daerah Pekalongan kota dan daerah Buaran, Pekajangan, serta Wonopringgo.
Motif batik Pekalongan dipengaruhi oleh berbagai bangsa di masa lampau. Perjumpaan masyarakat Pekalongan dengan berbagai bangsa, seperti China, Belanda, Arab, India, Melayu, dan Jepang pada zaman kolonial turut mewarnai motif dan tata warna seni batik khas Pekalongan.
Tidak heran apabila beberapa warna jenis motif batik hasil pengaruh dari berbagai alkulturasi budaya, kemudian dikenal identitas batik Pekalongan. Batik Pekalongan dibagi menjadi beberapa jenis, yakni batik jlamprang, batik encim, batik pagi sore, dan batik hokokai.
sumber dari : liputan6.com